Uncovering Papeda, An Authentic Dish From Eastern Indonesia, klik link berikut:
Kamis, 08 Desember 2016
Kamis, 03 November 2016
Adonan Sagu Papeda
Bahan baku berupa adonan sagu akan disiram dengan air panas sambil diaduk dengan aru-aru atau sendok kayu yang panjang. Papeda dibuat dengan cara mencampurkan pati sagu dengan air panas hingga membentuk tekstur seperti bubur.
Kamis, 27 Oktober 2016
Ikan Kuah Kuning
Di Desa Abor, papeda di santap menggunakan mangkuk tanah liat yang disebut periuk dalam ukuran kecil atau sedang. Papeda umumnya di makan saat malam hari dengan ikan atau hasil buruan di siang hari. Papeda disantap selagi panas dengan ikan kuah kuning. Ikan kuah kuning biasanya terbuat dari ikan tongkol dan dapat dimasak dengan santan. Cara pembuatannya cukup mudah, seperti berikut:
- Haluskan 4 siung bawang putih, 6 siung bawang merah, 4 cm kunyit, 3 cm jahe, dan 2 butir kemiri
- Tambahkan 2 sdt garam, 1 sdt gula putih, serai yang telah dimemarkan, 2 lembar daun salam, dan 3 cm lengkuas lalu tumis hingga harum
- Masukkan 500 gram ikan tongkol dan aduk hingga berubah warna
- Selanjutnya masukkan 250 ml santan
- Biarkan hingga mendidih lalu tambahkan daun bawang, jeruk nipis, dan tomat.
Senin, 03 Oktober 2016
Papeda, Makanan Tradisional dari Timur Indonesia
Indonesia dikenal dengan keanekaragaman makanan tradisionalnya yang enak. Makanan tersebut tentu saja bervariasi dari berbagai daerah, seperti di daerah Timur Indonesia, Papua. Papua adalah provinsi yang paling banyak menghasilkan sagu karena sebanyak 85% pohon sagu tersebar di provinsi Papua. Sekitar 10% masyarakat papua masih memanfaatkan sagu sebagai makanan pokok. Salah satu makanan tradisional khas Papua adalah Papeda.
Papeda digemari oleh masyarakat pesisir di bagian utara Papua. Untuk konsumsi papeda memerlukan latihan karena tekstur dari papeda lengket dan papeda ini disajikan bersamaan dengan kaldu ikan. Papeda dapat menjadi makanan yang efektif dan mudah untuk mendinginkan dan menyeimbangkan panas tubuh seseorang ketika meminum obat keras atau antibiotik.
Berikut kandungan yang terkandung dalam 100 gram papeda:
No
|
Kandungan
|
Jumlah
|
1
|
Karbohidrat
|
94 gram
|
2
|
Protein
|
0.2 gram
|
3
|
Serat
|
0.5 mg
|
4
|
Kalsium
|
10 mg
|
5
|
Besi
|
1.2 mg
|
Dan beberapa kandungan yang tidak signifikan yaitu, lemak, karoten, tiamin dan asam askorbat. Papeda diperkirakan mengandung 355 kalori.
Kamis, 15 September 2016
Makanan Nusantara

Indonesia terdiri dari 34 provinsi yang kaya akan budaya dan memiliki tradisi daerah masing-masing. Salah satu tradisi yang adalah makanan khas daerah yang telah ada sejak dahulu. Banyak makanan nusantara yang dikenal dunia bahkan dinobatkan sebagai salah satu makanan paling lezat.
Pakar pangan dan ahli gizi yang tergabung dalam Perhimpunan Pakar Gizi dan Pangan (PERGIZI Pangan) Indonesia bersama Forum Tempe Indonesia telah mendaftarkan tempe sebagai warisan budaya non benda atau "Intangible Cultural Heritage of Humanity" ke UNESCO.
Menurut Ketua Pergizi Indonesia, Prof Hardiansyah, terdapat beberapa alasan Tempe dinobatkan sebagai warisan budaya, yaitu karena banyaknya dokumen yang menyebutkan tempe berasal dari daerah Bayat, Klaten, Jawa Tengah seperti yang tertera dalam Serat Centhini. Tempe yang awalnya dikenal proses pembuatannya tidak higienis, sekarang sudah menggunakan mesin dan mengikuti standar nasional maupun internasional Codex.
Alasan lainnya adalah tempe kaya akan manfaat dan dapat meningkatkan nilai ekonomi kerakyatan, peluang usaha, dan peluang pendapatan yang sangat besar bagi pembuatan tempe yang belum banyak diketahui masyarakat luas. Nilai budaya tempe dapat menjadi nilai ekonomi.
Referensi:
Indonesia Unik, tersedia di https://www.goodnewsfromindonesia.org/2016/02/23/makanan-khas-indonesia-ini-didaftarkan-sebagai-warisan-budaya-dunia [diakses pada 15 September 2016]
Minggu, 10 Juli 2016
Struktur Organisasi Radja Opak Indonesia
Dalam menjalankan perusahaan, Radja Opak Indonesia memiliki struktur organisasi yang terdiri dari komisaris, general manager (GM), manajer manufaktur, manajer pemasaran, dan manajaer keuangan. Komisaris bertugas sebagai pemimpin tertinggi dalam perusahaan dan bertugas mengawasi jalannya perusahaan secara berkala, mengevaluasi hasil perusahaan, dan menyetujui rencana kerja yang diajukan GM.
General manager merupakan pemimpin manajer-manajer dari setiap divisi. GM bertanggung jawab menyusun rencana kerja perusahaan, mengarahkan dan mengawasi seluruh pekerjaan yang telah di rencanakan, serta mengevaluasi hasil pekerjaan.
Manajer manufaktur bertanggung jawab atas seluruh mekanisme produksi yang meliputi pengawasan dan pengendalian proses produksi. Selain itu manajer manufaktur di Radja Opak Indonesia bertugas menentukan standar kualitas produk, melakukan pengontrolan stok bahan baku dan produk jadi.
Manajer pemasaran harus dapat melihat kesempatan atau peluang pasar dan menjalankan strategi agar produk Radja Opak dapat dikenal dan diterima pasar. Manajer pemasaran bertanggung jawab dalam menyusun rencana pemasaran, menciptakan hubungan baik dengan konsumen, menanggapi masalah dan permintaan konsumen, serta merencanakan dan memenuhi target penjualan.
Manajer keuangan memiliki fungsi kerja dalam merencanakan, memeriksa, mengelola, menganggarkan, dan menyimpan dana perusahaan. Manajer keuangan bertanggung jawab dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan pembelanjaan, pengeluaran biaya, investasi, arus kas, dan anggaran perusahaan. Selain itu wajib mengatur dan mengontrol keuangan perusahaan untuk memaksimalkan nilai perusahaan.
Selasa, 28 Juni 2016
Pengujian Produk ke Labkesda sebagai Salah Satu Syarat Pendaftaran P-IRT
Hasil uji laboratorium satu tahun terakhir merupakan
salah satu syarat dokumen yang harus dilampirkan untuk mendaftarkan P-IRT.
Pengujian laboratorium dapat dilakukan di Unit Pelaksana Teknis Dinas di bidang
Laboratorium Kesehatan Daerah Kota Tangerang (UPTD Labkesda) di Labkesda mana
saja.
Pada tanggal 9 Juni 2016, saya mengunjungi UPTD Labkesda
Kota Tangerang yang bertempat di Jalan Daan Mogor nomor 69, Kota Tangerang
15111 dan bertemu dengan salah satu penanggungjawab UPTD Labkesda Kota
Tangerang. Beliau menjelaskan bahwa syarat untuk pengujian produk adalah dengan
membawa produk sebagai sampel dan uang untuk pembayaran uji laboratorium. Pengujian
yang diperlukan untuk produk keripik adalah uji boraks dan kapang khamir. Pengujian boraks diperlukan
biaya sebesar Rp 130.000, sedangkan pengujian kapang Rp 250.000. Diperlukan
waktu 21 hari kerja untuk dikeluarkannya hasil uji boraks, dan 15 hari kerja
untuk uji kapang khamir. Beliau juga menambahkan bahwa untuk pengujian
laboratorium telah memenuhi batas maksimal jumlah produk yang harus diuji,
sehingga untuk produk dapat diuji setelah tanggal 11 Juli 2016. Untuk mengatasi
hal ini harus mencari Labkesda lainnya yang dapat menerima pengujian produk.
Pada tanggal 13
Juni 2016, saya menemukan Labkesda yang dapat menguji produk dengan
waktu yang cukup cepat. Pengujian dilakukan di Labkesda Kota Tangerang Selatan
yang bertempat di Jalan Cendekia nomor 1, Sektor XI Serpong, BSD. Dikarenakan
sedang bulan Ramadhan, Labkesda tersebut tutup pukul 15.00 sedangkan saya masih
harus mengikuti perkuliahan hingga pukul 15.40, sehingga saya menyerahkan sampel produk keesokan harinya pada tanggal 14 Juni 2016. Pengurus menjelaskan bahwa untuk
produk keripik dilakukan pengujian terhadap parameter Angka Lempeng Total (ALT)
dan Angka Kapang Khamir (AKK). Biaya pengujian per parameter sebesar Rp 100.000,
sehingga biaya total yang dikeluarkan untuk uji laboratorium sebesar Rp 200.000
dan diperlukan waktu sekitar 14 hari kerja.
Laporan hasil uji laboratorium selesai pada tanggal 24
Juni 2016. Metode pengujian dilakukan berdasarkan SNI 01-2897-1992 tentang Cara
Uji Cemaran Mikroba. Berdasarkan SNI 7388:2009 tentang Batas Maksimum Cemaran
Mikroba dalam Pangan nomor kategori pangan 04.2.2, batas maksimum yang
diperbolehkan untuk ALT sebesar 1x104 CFU/gr dan AKK sebesar 5x101
CFU/gr. Hasil menunjukkan bahwa kedua parameter yang diuji bernilai 0 CFU/gram
sampel, sehingga sampel produk tidak melewati batas maksimum cemaran mikroba yang
diperbolehkan.
Sabtu, 18 Juni 2016
Pendaftaran PIRT (Pangan Industri Rumah Tangga)
Dalam pasal 130 ayat 2 pada Undang-Undang nomor 18 tahun 2012 tentang pangan, setiap bagian masyarakat memiliki peran serta untuk memproduksi pangan dan meningkatkan kemandirian pangan rumah tangga. Izin PIRT merupakan sebuah sertifikat atau keterangan pengakuan dari dinas kesehatan Kota/Kabupaten setempat atas pangan yang diproduksi oleh industri rumah tangga. SPP-IRT (Sertifikasi Produksi Pangan Industri Rumah Tangga) diamanatkan oleh Kepala Badan POM dalam HK 00.05.51640 untuk menjadi solusi atas permasalahan industri rumah tangga. Izin ini tidak dapat diterbitkan bila pangan yang diproduksi adalah:
1. Susu dan hasil olahannya
2. Daging, ikan, unggas, olahannya yang memerlukan penyimpanan beku
3. Makanan kaleng
4. Makanan bayi
5. Minuman beralkohol
6. Air minum dalam kemasan
7. Pangan lain yang tidak ditetapkan oleh SNI
8. Pangan lain yang tidak ditetapkan oleh BPOM
Izin ini hanya diberikan kepada produk pangan olahan dengan tingkat resiko yang rendah. PIRT ini dipergunakan untuk makanan dan minuman yang memiliki masa kadaluarsa diatas 7 hari dan berlaku selama 5 tahun kemudian dapat diperpanjang setelah masa berlakunya habis. Sedangkan untuk makanan dan minuman yang kadaluarsanya dibawah 7 hari masuk dalam golongan Layak Sehat Jasa Boga dengan nomor PIRT berlaku selama 3 tahun saja.
Berhubung Radja Opak berproduksi di Kota Tangerang, berkas yang harus dipenuhi adalah:
1. Fotokopi KTP dan pas foto 4x6 cm penanggungjawab 1 lembar
2. Fotokopi sertifikat penyuluhan keamanan pangan
3. Fotokopi bukti kepemilikan tempat dan atau perjanjian sewa
4. Fotokopi bukti pembayaran pajak bumi bangunan tahun terakhir
5. Design label produk
6. Fotokopi sertifikat halal MUI untuk pencantuman kata "halal"pada label
7. Contoh produk makanan
8. Rincian modal usaha
9. Alur produksi cara pengolahan makanan
10. Hasil laboratorium minimal 1 tahun terakhir
11. Denah lokasi
2. Fotokopi sertifikat penyuluhan keamanan pangan
3. Fotokopi bukti kepemilikan tempat dan atau perjanjian sewa
4. Fotokopi bukti pembayaran pajak bumi bangunan tahun terakhir
5. Design label produk
6. Fotokopi sertifikat halal MUI untuk pencantuman kata "halal"pada label
7. Contoh produk makanan
8. Rincian modal usaha
9. Alur produksi cara pengolahan makanan
10. Hasil laboratorium minimal 1 tahun terakhir
11. Denah lokasi
Rabu, 15 Juni 2016
Visi Misi Radja Opak Indonesia
Radja Opak Indonesia merupakan perusahaan yang berdiri pada April 2016. Radja Opak Indonesia menjalankan usaha produksi dan penjualan makanan ringan berbahan baku singkong yaitu opak. Lokasi produksi Radja Opak Indonesia berada di Taman Cibodas, Tangerang, Banten. Radja Opak Indonesia masih terbilang sangat baru dalam menjalankan usahanya. Sebagai badan usaha baru Radja Opak Indonesia akan melakukan produksi skala industri rumah tangga dengan ijin Pangan Industri Rumah Tangga (P-IRT). Meskipun terbilang baru Radja Opak Indonesia terus berusaha untuk meningkatkan kualitas dari opak yang diproduksi. Produk opak yang akan dipasarkan diberi merek "Radja Opak".
Visi dari PT Radja Opak Indonesia adalah:
“Menjadi perusahaan unggulan dalam industri makanan ringan tradisional opak”.
Misi dari perusahaan adalah:
1. Meningkatkan nilai tambah pada produk singkong asli Indonesia.
2. Menghasilkan keuntungan bagi para pemegang saham.
3. Memberdayakan potensi masyarakat terutama para petani singkong.
4. Membangun kerja sama yang baik dengan semua rekan kerja.
5. Mempopulerkan makanan tradisional opak kepada masyarakat.
Radja Opak Indonesia
Indonesia kaya akan keanekaragaman
hayati yang dapat menjadi berbagai macam sumber pangan. Salah satunya adalah
singkong yang merupakan komoditas umbi-umbian. Berdasarkan data produktivitas singkong yang diambil dari Badan Pusat Statistik dapat dilihat bahwa terdapat peningkatan produktivitas singkong sejak tahun 1990-2000an. Meskipun ada sedikit penurunan pada tetapi secara keseluruhan tren tetap menunjukan kenaikan. Tingginya produktivitas singkong ini menunjukan bahwa hasil panen singkong dan pemanfaatannya juga tinggi. Singkong dapat dimanfaatkan menjadi berbagai macam produk olahan. Salah satu produk olahan yang berbahan baku singkong adalah opak singkong. Opak dapat
bertahan dalam jangka waktu lama bila dikemas dengan baik dan benar. Opak dapat
dikonsumsi oleh berbagai kalangan usia, kapanpun dan dimanapun.
Untuk
meningkatkan keterampilan manajemen maka didirikan Radja Opak
Indonesia. Keterampilan manajemen dalam menjalan usaha industri pangan
merupakan hal yang harus dimiliki oleh setiap pelaku usaha. Dengan manajemen
yang baik maka tujuan dari suatu usaha dapat tercapai yaitu keuntungan.
Manajemen yang berjalan baik dapat dilihat dengan apakah tujuan dari perusahaan
tersebut tercapai atau tidak. Radja Opak Indonesia berusaha dengan
sebaik-baiknya untuk dapat menerapkan manajemen yang baik dalam usahanya. Radja Opak Indonesia melakukan usaha mengenalkan opak berbahan baku singkong
dengan cara yang berbeda yaitu dikemas dengan baik, diproduksi tanpa bahan
pengawet dan terdapat berbagai rasa, seperti rumput laut, keju dan balado.
Senin, 30 Mei 2016
Sumber Kontaminasi Makanan
Kontaminasi makanan dapat berasal
dari bakteri, virus, dan bahan kimia. Penyebab umum terjadinya keracunan
makanan disebabkan bakteri Salmonella dan
patogen lain dari bahan pangan daging, telur, dan ikan yang terkontaminasi.
Berikut beberapa penyebab keracunan makanan dan akibatnya dengan gejala klinis
yang terjadi:
Tabel 1. Penyakit, Penyebab, Sumber Kontaminasi,
Masa Inkubasi, dan Gejala Klinis Keracunan Makanan
Penyakit Keracunan Pangan
|
Penyebab
|
Sumber Kontaminasi
|
Masa Inkubasi
|
Gejala Klinis
|
Salmone-llosis
|
Spesies Salmonella
(lebih dari 2.500
jenis)
|
Telur dan daging setengah matang, buah dan sayuran
mentah yang terkontaminasi,
susu yang tidak dipasteurisasi serta produk olahan susu
lainnya seperti
mentega dan keju
|
6 - 72 jam (umumnya 12-36 jam)
|
Diare (seringkali disertai darah), kram, nyeri perut,
serta demam yang muncul
2 – 5 hari setelah mengonsumsi
makanan yang terkontaminasi
|
Sindrom Haemolytic
uraemic
|
E.coli O157:H7; Enterohae-morrhagic
E.coli (EHEC)
|
Mengonsumsi daging cincang mentah atau setengah matang
atau produk susu yang tidak dipasteurisasi
|
3 – 8 hari (umumnya 3 – 4 hari)
|
Diare akut, kram perut, muntah, dan biasanya jarang
disertai demam
|
Shigellosis
|
Shigella dysentriae
|
Mengonsumsi salad, makanan yang disiapkan dan dimasak
oleh pemasak dengan tingkat kebersihan rendah
|
1 – 2 hari
|
Diare (encer atau disertai darah), demam, kram perut
|
Campylo-bacteriosis
|
Campylo-bacter
jejuni
|
Unggas atau daging yang mentah dan setengah matang,
produk susu yang belum dipasteurisasi, air yang tidak sehat atau bahan yang
terkontaminasi
|
2 – 5 hari
|
Diare (sering disertai darah), nyeri perut, demam,
sakit kepala, mual, dan/atau muntah
|
Staphylo-coccal food poisoning
|
Staphylo-coccus
aureus
|
Salad daging ham, ikan tuna, telur, ayam, kentang,
makaroni, roti lapis, susu, olahan roti seperti pai krim
|
2 – 8 jam
|
Mual, muntah, kram perut, diare, terkadang disertai sakit
kepala dan demam
|
Keracunan makanan clostridial,
sindrom pigbel
|
Clostridium
perfringens
|
Daging, olahan daging serta saus yang terbuat dari
kaldu, sering disebut bakteri dapur karena banyak terjadi kejadian luar biasa
akibat sisa makanan tertinggal lama pada suhu ruang
|
6 – 24 jam
|
Mual, kram perut, diare, demam, muntah
|
Listeriosis
|
Listeria
monocyto-genous
|
Makanan siap santap yang didinginkan seperti sosis,
susu yang belum dipasteurisasi, keju, daging mentah atau setengah matang,
ikan
|
3 – 21 hari (bahkan hingga 70 hari, pada kasus tertentu
jarang terjadi)
|
Demam, nyeri otot, mual, diare, sakit kepala, leher
kaku, linglung, hilang keseimbangan hingga gemetar
|
Botulism
|
Clostridium
botulinum
|
Makanan kaleng produk rumah tangga dengan kandungan
asam yang rendah, makanan kaleng komersil yang dikemas kurang layak, ikan
yang dikemas dalam kaleng atau yang difermentasikan
|
12 – 36 jam
|
Lelah, lesu, vertigo, mulut kering, mata sayu, hingga
kesulitan menelan dan berbicara (tidak ada demam atau hilang kesadaran)
|
Novovirus
|
Norwalk Virus
|
Salad, es, buah, makanan siap santap yang
terkontaminasi dari pekerja
|
12 – 48 jam
|
Diare pada orang dewasa dan muntah pada anak-anak
|
Sumber: World
Health Organization
Menurut BPOM RI, hal yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya
keracunan pangan:
·
Mencuci tangan hingga bersih dengan sabun sebelum dan setelah mengolah
pangan
·
Mencuci peralatan dan perlengkapan makan sebelum dan sesudah digunakan
·
Menjaga area dapur atau tempat pengolahan pangan dari serangga dan hewan
lainnya
·
Tidak meletakkan makanan matang dan mentah pada wadah yang sama
·
Tidak mengonsumsi pangan yang telah kadaluwarsa
·
Tidak mengonsumsi pangan dalam kaleng yang kalengnya telah rusak
·
Tidak mengonsumsi pangan yang telah berbau dan rasanya tidak enak
· Tidak memberikan madu pada anak yang berusia dibawah satu tahun untuk mencegah
terjadinya keracunan akibat toksin dari bakteri Clostridium botulinum
·
Mengonsumsi air yang telah didihkan atau matang
· Memasak pangan hingga matang sempurna (proses pemanasan harus dilakukan
hingga suhu tengah pangan mencapai suhu aman, yaitu >70°C selama minimal 20
menit)
·
Menyimpan pangan yang cepat rusak dalam lemari pendingin <5°C
·
Tidak membiarkan pangan matang pada suhu ruang >2 jam
·
Mempertahankan suhu pangan matang >60°C sebelum disajikan
·
Menyimpan produk susu, keju, sosis, dan buah dalam lemari pendingin
·
Menyimpan produk olahan beku, seperti naget dan es krim dalam freezer
· Membersihkan dan mencuci buah dan sayur sebelum digunakan, terutama bila
dikonsumsi mentah
·
Tidak membiarkan pangan beku mencair pada suhu ruang
Referensi:
Sentra Informasi Keracunan Nasional,
Badan POM RI. 2014. Keracunan Pangan
Akibat Bakteri Patogen. http://ik.pom.go.id/v2014/artikel/Keracunan-Pangan-Akibat-Bakteri-Patogen3.pdf
WHO. Tanpa tahun. Penyakit Akibat Keracunan Makanan. http://www.searo.who.int/indonesia/publications/foodborne_illnesses-id_03272015.pdf
Langganan:
Postingan (Atom)