Kontaminasi makanan dapat berasal
dari bakteri, virus, dan bahan kimia. Penyebab umum terjadinya keracunan
makanan disebabkan bakteri Salmonella dan
patogen lain dari bahan pangan daging, telur, dan ikan yang terkontaminasi.
Berikut beberapa penyebab keracunan makanan dan akibatnya dengan gejala klinis
yang terjadi:
Tabel 1. Penyakit, Penyebab, Sumber Kontaminasi,
Masa Inkubasi, dan Gejala Klinis Keracunan Makanan
Penyakit Keracunan Pangan
|
Penyebab
|
Sumber Kontaminasi
|
Masa Inkubasi
|
Gejala Klinis
|
Salmone-llosis
|
Spesies Salmonella
(lebih dari 2.500
jenis)
|
Telur dan daging setengah matang, buah dan sayuran
mentah yang terkontaminasi,
susu yang tidak dipasteurisasi serta produk olahan susu
lainnya seperti
mentega dan keju
|
6 - 72 jam (umumnya 12-36 jam)
|
Diare (seringkali disertai darah), kram, nyeri perut,
serta demam yang muncul
2 – 5 hari setelah mengonsumsi
makanan yang terkontaminasi
|
Sindrom Haemolytic
uraemic
|
E.coli O157:H7; Enterohae-morrhagic
E.coli (EHEC)
|
Mengonsumsi daging cincang mentah atau setengah matang
atau produk susu yang tidak dipasteurisasi
|
3 – 8 hari (umumnya 3 – 4 hari)
|
Diare akut, kram perut, muntah, dan biasanya jarang
disertai demam
|
Shigellosis
|
Shigella dysentriae
|
Mengonsumsi salad, makanan yang disiapkan dan dimasak
oleh pemasak dengan tingkat kebersihan rendah
|
1 – 2 hari
|
Diare (encer atau disertai darah), demam, kram perut
|
Campylo-bacteriosis
|
Campylo-bacter
jejuni
|
Unggas atau daging yang mentah dan setengah matang,
produk susu yang belum dipasteurisasi, air yang tidak sehat atau bahan yang
terkontaminasi
|
2 – 5 hari
|
Diare (sering disertai darah), nyeri perut, demam,
sakit kepala, mual, dan/atau muntah
|
Staphylo-coccal food poisoning
|
Staphylo-coccus
aureus
|
Salad daging ham, ikan tuna, telur, ayam, kentang,
makaroni, roti lapis, susu, olahan roti seperti pai krim
|
2 – 8 jam
|
Mual, muntah, kram perut, diare, terkadang disertai sakit
kepala dan demam
|
Keracunan makanan clostridial,
sindrom pigbel
|
Clostridium
perfringens
|
Daging, olahan daging serta saus yang terbuat dari
kaldu, sering disebut bakteri dapur karena banyak terjadi kejadian luar biasa
akibat sisa makanan tertinggal lama pada suhu ruang
|
6 – 24 jam
|
Mual, kram perut, diare, demam, muntah
|
Listeriosis
|
Listeria
monocyto-genous
|
Makanan siap santap yang didinginkan seperti sosis,
susu yang belum dipasteurisasi, keju, daging mentah atau setengah matang,
ikan
|
3 – 21 hari (bahkan hingga 70 hari, pada kasus tertentu
jarang terjadi)
|
Demam, nyeri otot, mual, diare, sakit kepala, leher
kaku, linglung, hilang keseimbangan hingga gemetar
|
Botulism
|
Clostridium
botulinum
|
Makanan kaleng produk rumah tangga dengan kandungan
asam yang rendah, makanan kaleng komersil yang dikemas kurang layak, ikan
yang dikemas dalam kaleng atau yang difermentasikan
|
12 – 36 jam
|
Lelah, lesu, vertigo, mulut kering, mata sayu, hingga
kesulitan menelan dan berbicara (tidak ada demam atau hilang kesadaran)
|
Novovirus
|
Norwalk Virus
|
Salad, es, buah, makanan siap santap yang
terkontaminasi dari pekerja
|
12 – 48 jam
|
Diare pada orang dewasa dan muntah pada anak-anak
|
Sumber: World
Health Organization
Menurut BPOM RI, hal yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya
keracunan pangan:
·
Mencuci tangan hingga bersih dengan sabun sebelum dan setelah mengolah
pangan
·
Mencuci peralatan dan perlengkapan makan sebelum dan sesudah digunakan
·
Menjaga area dapur atau tempat pengolahan pangan dari serangga dan hewan
lainnya
·
Tidak meletakkan makanan matang dan mentah pada wadah yang sama
·
Tidak mengonsumsi pangan yang telah kadaluwarsa
·
Tidak mengonsumsi pangan dalam kaleng yang kalengnya telah rusak
·
Tidak mengonsumsi pangan yang telah berbau dan rasanya tidak enak
· Tidak memberikan madu pada anak yang berusia dibawah satu tahun untuk mencegah
terjadinya keracunan akibat toksin dari bakteri Clostridium botulinum
·
Mengonsumsi air yang telah didihkan atau matang
· Memasak pangan hingga matang sempurna (proses pemanasan harus dilakukan
hingga suhu tengah pangan mencapai suhu aman, yaitu >70°C selama minimal 20
menit)
·
Menyimpan pangan yang cepat rusak dalam lemari pendingin <5°C
·
Tidak membiarkan pangan matang pada suhu ruang >2 jam
·
Mempertahankan suhu pangan matang >60°C sebelum disajikan
·
Menyimpan produk susu, keju, sosis, dan buah dalam lemari pendingin
·
Menyimpan produk olahan beku, seperti naget dan es krim dalam freezer
· Membersihkan dan mencuci buah dan sayur sebelum digunakan, terutama bila
dikonsumsi mentah
·
Tidak membiarkan pangan beku mencair pada suhu ruang
Referensi:
Sentra Informasi Keracunan Nasional,
Badan POM RI. 2014. Keracunan Pangan
Akibat Bakteri Patogen. http://ik.pom.go.id/v2014/artikel/Keracunan-Pangan-Akibat-Bakteri-Patogen3.pdf
WHO. Tanpa tahun. Penyakit Akibat Keracunan Makanan. http://www.searo.who.int/indonesia/publications/foodborne_illnesses-id_03272015.pdf